RAJO (Ratu Dewa – Ahmad Zulinto) , Pasangan Ideal Wako dan Wawako Palembang 2024

oleh

Palembang,  Meski dianggap terlalu dini namun aroma peta persaingan bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Palembang 2024 kian menarik untuk diperbincangkan publik. Apalagi Pemilu serentak 2024 nanti akan menghadirkan banyak cerita dan kisah para aktor politik Kota Palembang dimulai dari.

wajah baru perpolitikan Kota Palembang tidak dapat dipingkiri melahirkan sosok tokoh non partai atau masuk di jalur independen bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Palembang.

Salah satunya Sekretaris Daerah Kota Palembang, Ratu Dewa dan Kepala Dinas Pendidikan Ahmad Zulinto menjadi perhatian public kota Palembang dan bahkan ketika keduanya di pasangkan dari jalur independen cukup signifikan merebut simpati masyarakat.

Hal tersebut di sampaikan langsung oleh ketua Lembaga Konsultan Pemenganan Pemilu Diki Chandra, “ secara acak kita diam – diam sudah melakukan survey ke masyarakat kota Palembang dan hasil sementara mereka mengingginkan Ratu Dewa berpasangan dengan Ahmad Zulinto,” Ungkap Diki.

Diki juga menyampaikan bahwa lembaganya telah ikut mewarnai di berbagai kegiatan pilkada, pileg dan pilpres, “ kalau di Sumatera Selatan jauh sebelum di adakan Pilkada Gubernur, kita sudah melakukan survey diawal bahwa Herman Deru akan berhasil memimpin Sumsel dan hasilnya sekarang beliau terpilih,”. Ujar Diki.

Diki juga menyapaikan bahwa lembaganya juga terlibat dalam pilres dua kali berturut – turut untuk memenangkan pasanya Joko Widodo – Jusuf  Kalla hingga Joko Widodo Ma’ruf Amin dan hasilnya pasangan tersebut menang.

“ kalau ditingkat nasional kami bergabung dengan tim bravo lima untuk memenangkan Joko Widodo dan dua kali kita mendulang sukses, “ tegas Diki.

Ketika itu Diki Candra merupakan ketua Muslim Cyber Army-Jokowi,  Relawan Jokowi-Ma’ruf yang tergabung dalam Militan 34,  Forum Kajian Fitnah Akhir Zaman, Sahabat Jokowi, Panca Tunggal-Banten, Jawara Dukung Jokowi (Warjo) yang ketika itu siap memberikan uang senilai Rp 100 Miliar kepada pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi yang mampu membuktikan adanya kecurangan dalam Pilpres 2019 yang dilakukan oleh pihak 01 (Jokowi-Ma’ruf Amin).

Uang ini merupakan sumbangan dari 17 pengusaha muslim pendukung Jokowi-Ma’ruf yang merasa gerah dengan situasi bangsa belakangan ini yang marak hoax dan fitnah serta hanya berkonteks keduniawian yang menyeret umat dalam dosa besar yakni dosa fitnah.

Hasil hitung cepat yang dilakukan sekitar 17 lembaga konsultan profesional pun tak luput dari fitnah keji. Fitnah tersebut menyebutkan bahwa lembaga itu sudah dibayar oleh pasangan 01 untuk memenangkan hasil hitung cepat. Narasi-narasi yang diciptakan semakin membuat kondisi masyarakat terpolarisasi begitu kuat sehingga dapat menimbulkan perpecahan.

Ketua Muslim Cyber Army-Jokowi Diki Candra mengatakan, uang Rp 100 miliar siap digelontorkan asal pihak 02 mampu membuktikan adanya kecurangan yang dilakukan pasangan 01 secara masif dan terstruktur dengan jumlah hasil kecurangan minimal lima persen saja dari jumlah pemilih yang sudah menyalurkan hak pilihnya.

Definisi atau batasan nilai kecurangan sebesar lima persen ini, lanjut Diki Candra, adalah angka dari hasil hitungan real count hitungan manual yang dilakukan oleh KPU yang angkanya dianggap hasil kecurangan yang tidak dilakukan dikoreksi oleh KPU. Sehingga perbedaan hasil real count hitungan manual tersebut menjadi salah berjumlah lima persen yang merugikan pihak 02.

Sementara itu terkait dengan Pilkada Kota palembang, saat ini saja dia berani berspekulasi soal Pilwakot karena  masyarakat Kota Palembang mengingginkan sosok pemimpin yang memang bisa langsung turun ke bawah dan langsung mendengarkan keluhan masyarakat seperti yang dilakukan oleh Ratu Dewa dan Ahmad Zulinto.

Berikut Profil Keduanya :

Ratu Dewa dikutip dari sripoku.com, terlahir dari keluarga sederhana dan hidup di daerah terpencil di Desa Muara Kuang Ogan Ilir.

Meski terpencil,  semua itu tidak menyurutkan keinginannya untuk menjadi seseorang yang lebih sukses dan dapat membanggakan orang tua, saudara dan anak-anaknya.

Kebiasaan Dewa muda yang senang membantu ibunya berkebun, membuat jiwa kerja kerasnnya terasah matang hingga akhirnya dipercaya mampu menduduki jabatan di Dinas Provinsi Sumatera Selatan dan beberapa jabatan di Pemerintah Kota Palembang.

Setelah lulus dari bangku sekolah dasar, Dewa melanjutkan SMP sampai kuliah di Kota Palembang.

Sebagai anak rantauan, setiap pulang ke daerahnya dirinya menyempatkan diri untuk membantu ibunya berkebun, mulai dari merumput dan kegiatan berkebun lainnya.

Masa mudannya tidak dihabiskan untuk hal-hal-hal yang kurang bermanfaat seperti kumpul-kumpul dengan teman sebayannya.

Dewa lebih memilih untuk mengikuti organisasi, hingga menjadi petinggi di organisasi kampus, mulai dari organisasi inilah bakatnya sebagai public speaking terasah.

Terlebih saat memasuki, dunia kampus. Dewa juga kerap kali mengikuti berbagai perlombaan seperti pembacaan pembukaan UUD, serta perlombaan lainnya dan selalu menjadi juara.

Di dunia kampus IAIN Raden Fatah fakultas Ushuluddin, pria kelahiran OKI, 7 Juli 1969 ini tidak hanya dikenal aktif berorganisasi, tetapi juga aktif di bidang akademik.

Dirinya juga berhasil mendapatkan beasiswa Supersemar selama dua periode dengan predikat sangat memuaskan.

Prestasi akademik lainnya terbukti dengan penyelesaian studi lebih, cepat dibandingkan yang lainnya dan tercatat sebagai lulusan tercepat pada masa itu.

Setelah itu, bapak dari 4 orang anak ini juga diangkat menjadi dosen luar biasa. Kemampuannya publik speakingnya semakin terasah setelah menyelesaikan pendidikan masternya di Universitas Sriwijaya, dengan gelar Magister Kebijakan Publik.

Setelah menyelesaikan pendidikan, karir pecinta badminton ini dimulai sejak tahun 1993, menjadi PNS di Dinas Penerangan Sumatera Selatan. “Pada saat pangkat IIIB menjadi staf khusus kakanwil penerangan, hingga diangkat menjadi kasi rencana operasional penerangan.

Begitu penerangan dibubarkan ditarik oleh Sekda Provinsi, pindah ke kantor gubernur menjadi staf khusus pimpinan di TU pada saat Gubernur Rosyihan Arsyad,” ujarnya.

Dewa menceritakan, dirinya sempat menjabat sebagai kabag dan Kasubag Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *